Salah satu misi BPK Candisari yang sangat penting adalah menjaga keberlanjutan lingkungan dan budaya lokal. Sejak didirikan, BPK Candisari telah berkomitmen untuk melestarikan lingkungan sekitar candi serta budaya lokal yang ada di sekitar tempat tersebut.

Menurut Dr. Widjajanto, seorang arkeolog yang pernah melakukan penelitian di BPK Candisari, menjaga keberlanjutan lingkungan dan budaya lokal merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan warisan nenek moyang kita. “Tanpa keberlanjutan lingkungan, candi-candi seperti Candisari tidak akan bisa bertahan selama ini. Kita harus berusaha untuk menjaga lingkungan sekitar candi agar tetap lestari,” ujarnya.

Selain itu, menjaga budaya lokal juga merupakan hal yang tak kalah penting. Menurut Prof. Sujiwo Tejo, seorang budayawan terkemuka, budaya lokal merupakan identitas suatu bangsa. “Kita harus bangga dengan budaya lokal kita dan berusaha untuk melestarikannya. BPK Candisari telah memberikan contoh yang baik dalam hal ini,” kata Prof. Sujiwo Tejo.

BPK Candisari sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan budaya lokal. Mereka rutin melakukan kegiatan penanaman pohon di sekitar candi untuk menjaga keberlanjutan hutan di sekitar candi. Selain itu, mereka juga sering mengadakan kegiatan seni dan budaya lokal untuk memperkenalkan budaya Jawa kepada masyarakat luas.

Menurut Bpk. Sutopo, salah satu pengurus BPK Candisari, menjaga keberlanjutan lingkungan dan budaya lokal bukanlah hal yang mudah. “Kami harus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menjaga lingkungan sekitar candi serta melestarikan budaya lokal. Namun, kami yakin bahwa dengan kerja keras dan komitmen yang kuat, misi kami akan tercapai,” ujarnya.

Dengan menjaga keberlanjutan lingkungan dan budaya lokal, BPK Candisari tidak hanya melindungi warisan nenek moyang kita, tetapi juga membantu memperkaya budaya lokal yang ada. Semoga misi BPK Candisari ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk turut serta dalam menjaga lingkungan dan budaya lokal di sekitar kita.